Surat kecil di Hari Lebaran untuk Ibu

by - 5:57 PM


Ramadhan kali ini sangat terasa berbeda...
Sejak ibu terkena stroke 4 bulan lalu, aku merasakan hal yang berbeda setiap harinya. Dulu saat Ibu masih sehat, beliau selalu masak makanan kesukaan kami sekeluarga untuk berbuka, tidak jarang beliau meminta pendapat keluarga. "Hari ini masak apa ya yang enak?" dan jawaban dari kami pun beragam. Karna kami memiliki selera yang berbeda - beda, akhirnya Ibu memasak beberapa menu untuk memanjakan lidah para keluarganya. Wah jadi kangen bangetttt masakan Ibu yang super enak itu. 
Di setiap Ramadhan kami juga biasanya selalu beribadah bareng sekeluarga, dari mulai tarawih bareng ke mesjid, mengaji hingga i'tikaf 10 malam terakhir.
Ramadhan kali ini, Ibu tidak bisa ikut rangkaian Ibadah yang biasa kami jalankan. Rasanya, wah tidak perlu di tanya pasti kangen banget ibadah bareng Ibu.... Ibu yang selalu mengingatkan kami semua dikala kami suka down dalam masalah ibadah, lagi males ibadah, atau lagi ada acara diluar buka bersama yang tidak ikut tarawih bersama. Ibu pasti tidak akan lupa untuk menanyakan keberadaan kita "Kamu lagi dimana? Pulang jam berapa? Pulangnya jangan malem - malem ini Ramadhan jangan disia - siakan." Hal - hal yang perhatian yang selalu aku rindukan. Dan Ramadhan kali ini, ternyata belum bisa ibadah full team seperti tahun - tahun sebelumnya, InsyaAllah tahun depan ya Bu.
Obrolan - obrolan ringan saat masak bareng atau menjelang mau tidur sudah tidak ada lagi di Ramadhan kali ini. Wejangan - wejangan yang hangat pun sudah tidak kudengar. Kadang aku merenung.... Bu aku kangen Ibu... Sangat.... 
Untuk Ramadhan kali ini, kalau kami mau tarawih ke mesjid, selalu bergiliran satu atau dua orang untuk menjaga Ibu dirumah agar terawasi dengan baik. 
Saat kerabat bertanya, "Bagaimana keadaan Ibu dirumah?" aku selalu menjawab, "Alhamdulillah sudah jauh lebih baik, mohon doa nya ya" memang keadaan Ibu hari ini sudah sangat jauuuuuh lebih baik dari sebelumnya, Ibu sudah bisa makan makanan normal, bisa berkomunikasi sedikit demi sedikit dengan kami, sudah beberapa memori teringat kembali (walaupun masih banyak yg lupa), sudah bisa menggerakan tangan dan kaki kanannya dan kemajuan lainnya. Tapi ya memang belum bisa beraktivitas dengan normal seperti sedia kala, karna Ibu masih banyak menghabiskan waktu di kamar tidur. Saat kami semua selalu support Ibu, Ibu juga tidak pasrah dan menyerah dalam keadaannya sekarang. Ibu selalu berusaha untuk bangun dari tempat tidur sendiri walaupun masih sulit, Ibu berusaha untuk mau berjalan walaupun tampak berat, Ibu selalu berusaha mengkomunikasikan keinginannya kepada kami walaupaun belum jelas. 
Selalu senang jika banyak orang yang menjenguk dan selalu mendokan, pun memberikan komentar dan saran positif untuk Ibu yang niat mereka pasti baik untuk membantu kami agar Ibu cepet sembuh lewat doa dan ucapan. Tidak sedikit yang melihat perkembangan Ibu, lalu merasa ini perkembangannya Ibu termasuk cepat dan baik. Alhamdulillah... Ya semoga doa - doa dari kerabat di ijabah oleh Allah dengan segera. 
Tetap semangat ya Ibu, kami selalu disampingmu dan mendoakanmu. Terlalu sedih ketika melihat Ibu sedang berusaha sungguh, tapi apadaya tubuhnya belum mampu untuk menjalankan itu semua. Sabar ya Bu.... Kita sedang sama - sama sabar dan berjuang untuk kebaikan. 
Do'a ku di Ramadhan kali ini pun tidak muluk, hanya ingin Ibu sembuh bisa beraktivitas seperti sedia kala tanpa kekurangan sedikitpun. Do'a tersebut selalu ku ucapkan di rangkaian paling awal dalam munajatku. Allah Maha mendengar permintaan hambanya bukan? Allah akan mengabulkan do'a seluruh hambanya yang diucapkan dengan yakin bukan?
Saat ini aku tidur satu kamar dengan Ibu, saat menjelang tidur aku suka mengusap rambut Ibu dan bilang InsyaAllah Ibu akan sembuh. Ibu menjawab dengan senyuman dan mengangguk. Ah bahagianya.... 
Ibu.... Sekarang adalah hari raya kemenangan, hari yang di nanti - nanti seluruh umat Islam setelah satu bulan berlomba - lomba mencari pahala di bulan Ramadhan. Hari kemenangan yang pasti ada setelah bersusah payah beribadah kepada Allah. Hari kemenangan setelah menahan hawa nafsu yang berkali lipat dari hari biasanya. 
Jadi kita sabar ya Bu, hari kemenangan kita pasti ada suatu saat nanti, untuk sekarang kita masih harus berjuang bersama dulu, berlomba - lomba untuk tetap semangat menjalani hari. Hari kemenangan kita pasti ada Bu, aku mengucap dua kali agar Ibu pun semakin yakin. InsyaAllah nanti kita akan berkumpul bersama dengan Ibu keadaannya sudah jauh lebih baik sehat walafiat. Kita bercanda bersama, nanti Ibu bisa menasehati anak perempuanmu yang masih banyak salah dan suka marah - marah ini, bisa makan sop iga bersama makanan favorit Ibu, bisa beribadah bareng lagi, bisa silaturahim keliling kerumah sanak saudara. Kita berjuang bersama ya Bu, kita berdoa dengan tujuan yang sama. 
Ibu pasti sembuh.
1 Syawal 1439
- Anakmu tersayang Anisa


You May Also Like

0 komentar

Instagram