Menghadapi Persaingan sebagai Entrepreneur

by - 9:16 AM

Butuh minimal 2% jumlah enterpreneur di sebuah negara untuk di katakaan negara tersebut maju. Sedangkan di Indonesia sendiri kita baru mempunya 0.08% entrepreneur. Amat jauh bukan untuk dapat predikat Negara Maju. Namun era sekarang, banyak anak muda atau orang tua sekalipun yang berbondong-bondong beralih profesi menjadi entrepreneur. Mungkin banyak berbagai macam alasan untuk mereka menjadi entrepreneur ada yang himpitan ekonomi, PHK dari tempat perusahaannya bekerja. Atau bahkan memang kesadaran sendiri agar hidupnya tidak jadi bagian rencana orang lain.
Saat memulai sebuah usaha  biasanya orang itu takut dalam dua hal yaitu resiko dan persaingan pasar. Ya memang kita harus waspada dalam 2 hal tersebut tapi jangan karena 2 hal tersebut nyali kita jadi pengecut dan tidak segera action dalam membuka usaha.  Menunda-nunda bukanlah mental seorang pengusaha. Ada beberapa cara membantu dalam menghadapi persaingan entrepreneur.

Mungkin pikiran di pengusaha yang baru merintis adalah persaingan harga. Semakin murah harga nya mungkin akan semakin banyak juga pembelinya. Ternyata tidak, kita contoh aja Operator telpon seluler ternyata yang murah itu kualitasnya kurang baik malah bisa dikatakan murahan. Sinyal nya SOS di daerah-daerah terpencil mereka hanya memenangkan murahnya saja. Namun konsumen lebih cerdas memilih biasanya banyak dari mereka lebih memilih “agak” mahal sedikit tetapi kualitas bagus daripada murah tapi kualitas jelek. 




Konsumen bebas memilih suatu barang atau produk sesuai kebutuhan dan budgetnya masing-masing untuk membeli suatu barang terntentu. Selain persaingan dalam harga dan kualias kita juga hari menampilkan kreatifitas dan inovasi dalam produk yang kita akan pasarakan. Biasanya kreatifitas akan muncul saat kita melihat sesuatu barang, sedang dalam mengalami suatu kejadian atau sedang bertamasya di suatu tempat yang membuat otak kita berfikir kreatifitas. 

Dalam merintis usaha atau mencoba menjadi seorang entrepreneur kita tidak perlu terlalu mengurusi kegiatan pesaing kita. Kita cukup fokus terhadap produk yang ingin dipasarkan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Kadang kita perlu sesekali meninjau pesaing kita agar kita dapat intropeksi terhadap kekurangan barang yang kita pasarakan.

Berikanlah kepuasan terhadap konsumen menyeluruh. Maksutnya menyeluruh disini adalah mereka puas dengan kualitas produk yang kita miliki, harga yang cocok dengan produk yang kita miliki serta pelayanan ramah dan jujur kepada konsumen tersebut. Agar mereka merasa nyaman dan akan kembali lagi membeli produk kita saat mereka butuh bahkan mereka dapat merekomendasikan ke teman-temannya untuk membeli produk kita. Banyak yang belum disadari bahwa power “dari mulut ke mulut” itu banyak membuahkan hasil.

Dan yang terakhir adalah jangan lupa kita berserah diri kepada Tuhan yang kita percayai. Setelah kita merasa cukup melakukan usaha dengan maksimal bantulah usaha tersebut dengan memanjatkan Doa kepada-Nya agar usaha kita yang dirintis tersebut akan menjadi sukses . Jalankan lah perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Semua yang kita lakukan itu bakal sia-sia jika Tuhan kita tidak meridhoinya. Jangan sampai ajaran-ajaran agama yang dasar kita sepelekan agar mendapat untung yang banyak untuk usaha kita dan menghadapi pesaing yang lain.

(Artikel ini pernah aku ikutkan lomba di ciputraenterpreneurship th 2013)

You May Also Like

0 komentar

Instagram