Mereka hanya butuh didengarkan

by - 2:22 PM

Halo Assalamualaikum, 

Beberapa minggu belakangan ini, aku lagi dapet banyak cerita dari teman-teman yang mungkin bisa dibilang kita itu tidak deket, namun pas ketemu kita say hello lalu ngobrol sedikit sama aku, dengan obrolan yang sederhana itu mereka langsung curhat colongan yang ternyata beberapa ceritanya ga semudah yang aku bayangkan. Maksudnya mudah tuh bukan cerita yang gampang untuk dilewati, cerita-cerita yang berat yang selama ini mereka alami bahkan ada yang belum selesai sampai hari ini. Ada cerita tentang cinta pertama yang belum kelar, ada cerita tentang pekerjaannya capek banget yang menguras tenaga, ada cerita yang patah hati karena ternyata calon pasangannya balik lagi ke mantan, ada cerita yang udah serius mau nikah tapi karena ada hal yang tak terduga, akhirnya pupus dan tidak jadi.

Denger cerita beberapa temen aku itu, pas banget ada kejadian Sulli salah satu member girlband dari Korea yang bunuh diri akibat depresi berat, ternyata banyak disekitar kita yang keliatannya baik-baik ajah tapi kenyataannya dalam hati mereka mengatakan mereka sedang tidak baik-baik saja. Akhirnya mereka ngambil choice terakhir yaitu end their whole life.
Mungkin pilihan terakhir yang diambil Sulli dan beberapa orang lain yang melakukan hal yang sama itu, setelah mereka sudah mencoba berbagai hal untuk mengurangi dan memperbaiki apa yang ada dipikiran mereka, tapi mereka tidak mendapat dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Mereka merasakan mungkin gak ada yang peduli lagi sama kisah gue, istilah kasarnya mereka bodo amat sama gue. Karena ketika mereka cerita kisah mereka, tanggepannya si pendengar "ahelah cuma gitu doang" "lemah bangetsih" "kaya gitu aja dipermasalahkan" "salah lu juga, jadinya dapet kaya gitu" "yaelah gue juga punya masalah yang lebih kali" dan kata-kata lain yang akhirnya membuat mereka semakin bersalah dan terpuruk.
Padahal setiap orang punya kapasitas masing-masing dalam menghadapi masalahnya, mungkin juga mereka sedang khilaf saat melakukan kesalahan. Makanya mereka butuh sharing with others, mereka cuma butuh didengar no judgment, butuh semangat dari kita dan mungkin butuh sedikit solusi agar hidup mereka lebih baik dan lebih tenang.
Mungkin patah hati buat sebagian orang gampang, buat sebagian lagi susah untuk dihilangkan. Mungkin dimarahin bos buat sebagian orang sebagai angin lalu, buat sebagian lagi dipikirkan sampai kebawa tidur. Mungkin skripsian buat sebagian orang take it easy, buat sebagian orang ngejalaninnya rasanya pengen mati. Jadi kita gabisa judgement seseorang cuma dari cerita masalah yang mereka hadapi, padahal belum tau background asli mereka seperti apa.
Tidak semua orang bisa mengekepresikan semua yang dirasakan.
Tidak semua orang bisa mencurahkan apa yang dipikirkan.
Tidak semua orang bisa menyelesaikan masalah dengan gampang.
Mungkin Sulli karena terkenal, jadi beritanya tersebar dimana-mana dan banyak yang menyayangkan. Tapi coba deh tengok di sekitar kita pasti ada satu atau dua orang yang mau cerita tentang masalahnya masih bingung kesiapa, karena mereka belum menemukan tempat yang nyaman untuk bercerita. Ada disekitar kita yang jalanin hari-hari keliatan baik aja, tapi ternyata pikirannya udah mau mati aja. Apalagi seorang introvert, mereka bakal selektif dua kali lipat untuk bercerita kesiapa, mereka ga seekspresif si ektrovet yang mudah bercerita. Mereka harus dipancing dulu baru bercerita, kadang orang kalo mau nanya sedikit, yang lain sudah berkonotasi negatif "ih kepo banget" padahal maksud tersirat dari nanya itu, "Lu kenapa? Ada yg bisa dibantu ga?" kalo dia bercerita mungkin dia butuh pertolongan, kalo dia gabercerita its oke mungkin privacy,  mungkin mereka masih sanggup mengatasi sendiri. Yang penting kita sudah mencoba membantu mereka.
Ga sedikit dari mereka yang mikir, "gue mati aja kali ya" "mati mungkin the best choice" "rasanya pengen meninggal" dan itu mungkin mereka sedang dalam titik terendahnya sebagai manusia dan bingung harus berbuat apa, bukan buat cari perhatian. Mereka takut cerita ke orang karena sudah sering kali mereka dapat jawaban "aneh bangetdah lu" "kaya gitu aja pengen mati" "lebay" padahal si orang tersebut gatau apa yang mereka rasakan. Mereka hanya butuh support. Karena gasemua orang diberikan rezeki tempat berbagi yang nyaman. Jadi kita bisa bantu mereka untuk jadi tempat yang nyaman.
Terus gimana cara menunjukan kepedulian pada mereka yang sedang mengalami depresi? Cukup mengatakan hal-hal positif dan no judgment kaya "You are a god man", "Everythings gonna be alright", "Badai pasti berlalu", "Gue ngerti kok apa yang lu rasain, pasti berat tapi lu pasti bisa melewatinya". Simple words but really works buat mereka yang lagi ga bagus kondisinya saat itu.
Karena emang belakangan ini depresi, mentalillness, mentalhealth lagi banyak banget diperbincangkan karena bukan hal yang sepele. Makin banyak orang punya beban tanpa tau caranya mengeluarkan. Makan banyak tekanan dari berbagai pihak yang kalo ga di manage bisa bikin ga waras. Akhirnya mereka menggunakan cara yang instant. Pas banget pula film joker keluar dan gaberapa lama kemudian kejadian Sulli ini trending topic yang related sama mental health.
Semoga kita bisa saling menguatkan untuk orang sekitar. Yang lemah dibantu. Yang kuat membantu. Sebisa mungkin mengeksperikan apa yang dirasakan tapi jangan berlebihan. Karna langkal awal dari depresi adalah ekspresi.

"Sebenernya mereka hanya butuh didengarkan tanpa disalahkan.
Butuh tempat sandaran tanpa banyak alasan.
Mereka butuh pengertian tanpa perlu jawaban.
Kita hanya perlu sedikit peka terhadap lingkungan sekitar, karena banyak yang membutuhkan ruang bercerita namun masih sedikit yang menerima dengan benar."

You May Also Like

0 komentar

Instagram